Lagi Ngadu (Namimah) dalam Perspektif Islam
✅ Disalin!
**Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,**
### Lagi Ngadu (Namimah) dalam Perspektif Islam
Di dalam kehidupan sehari‑hari, tidak jarang kita mendengar atau bahkan terlibat dalam percakapan yang berujung pada **adu domba**—menyebarkan perkataan orang lain yang tidak menyenangkan, menimbulkan perselisihan, atau memicu kebencian. Dalam bahasa Arab, perbuatan ini disebut **namimah**. Meskipun tampak sepele, namimah merupakan dosa besar yang sangat dilarang dalam Islam karena dapat merusak persaudaraan, menimbulkan fitnah, dan menjauhkan diri dari rahmat Allah.
---
#### 1. Dalil Qur’an tentang Namimah
Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan larangan mengadu domba dalam beberapa ayat, antara lain:
> **Surah Al‑Qalam ayat 10‑11**
> *“Dan janganlah engkau (Muhammad) mematuhi setiap orang yang suka bersumpah, yang hina, yang suka mencela, (yang) berjalan‑jalan menyebarkan fitnah.”*
> **Surah Al‑Humazah ayat 1**
> *“Celakalah setiap pengumpat lagi pencela.”*
Ayat‑ayat ini mengingatkan kita untuk menjauhi segala bentuk fitnah, gosip, dan perbuatan yang menimbulkan permusuhan di antara sesama manusia.
---
#### 2. Hadis Nabi Muhammad SAW tentang Namimah
Rasulullah ﷺ menegaskan bahaya namimah dengan sabda‑sabda berikut:
- **“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu‑domba.”**
*(HR. Bukhari dan Muslim)*
- **“Barangsiapa menuduh orang lain tanpa bukti, maka ia berada di neraka.”**
*(HR. Ahmad)*
- **“Janganlah kalian menyinggung orang lain dengan perkataan yang tidak benar, karena Allah tidak menyukai orang yang menabur kebencian.”**
*(HR. Tirmidzi)*
Hadis‑hadis ini menegaskan bahwa namimah bukan sekadar perbuatan buruk, melainkan dosa yang dapat menutup pintu rahmat Allah dan menjerumuskan pelakunya ke dalam siksa.
---
#### 3. Akibat Namimah bagi Individu dan Masyarakat
| **Dampak pada Individu** | **Dampak pada Masyarakat** |
|--------------------------|----------------------------|
| Hati menjadi penuh kebencian, iri, dan dendam. | Persaudaraan umat Islam terpecah‑belah. |
| Hilangnya kepercayaan diri dan rasa aman. | Munculnya fitnah, perselisihan, bahkan konflik. |
| Penurunan kualitas ibadah karena hati tidak khusyuk. | Lingkungan sosial menjadi tidak harmonis, menurunkan produktivitas. |
Dengan demikian, namimah tidak hanya merusak diri sendiri, tetapi juga mengganggu kesejahteraan umat secara keseluruhan.
---
#### 4. Cara Menjauhi dan Mengatasi Namimah
1. **Meningkatkan Kesadaran Diri**
- Selalu tanyakan pada hati: *Apakah perkataan ini bermanfaat atau malah menyakiti?*
- Ingatlah bahwa Allah mengawasi setiap kata yang keluar dari mulut kita.
2. **Mencari Kebenaran Sebelum Berbicara**
- Verifikasi informasi dengan sumber yang dapat dipercaya.
- Jika ragu, lebih baik diam daripada menyebarkan sesuatu yang belum pasti.
3. **Menjaga Lidah dengan Dzikir**
- Membaca *“La ilaha illallah”* (tiada Tuhan selain Allah) secara rutin dapat menenangkan hati dan mengendalikan lidah.
- Membaca ayat-ayat Al‑Qur’an yang menekankan keutamaan berkata baik, seperti Surah Luqman ayat 19: *“Sesungguhnya perkataan yang baik itu menambah kebahagiaan.”*
4. **Memaafkan dan Memperbaiki Hubungan**
- Jika terlanjur terlibat dalam namimah, segera minta maaf kepada yang bersangkutan.
- Perbaiki hubungan dengan niat tulus, karena Allah mencintai orang yang bertaubat.
5. **Bergaul dengan Lingkungan yang Positif**
- Pilih teman-teman yang senantiasa mengingatkan satu sama lain untuk menjauhi fitnah.
- Ikut dalam kegiatan keagamaan yang menumbuhkan rasa persaudaraan.
---
#### 5. Doa Penutup
> **“Ya Allah, jauhkanlah hatiku dari sifat iri, dengki, dan mengadu‑domba. Jadikanlah lidahku selalu mengucapkan kebenaran dan kebaikan, serta kuatkanlah persaudaraan di antara hamba‑Mu.”**
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan hidayah-Nya kepada kita semua, menjauhkan kita dari segala bentuk namimah, dan menumbuhkan rasa kasih sayang serta persaudaraan yang hakiki.
---
**Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.**
Komentar
Posting Komentar